Selasa, 14 Mei 2013

Kerajaan Kutai - Kerajaan Hindu Tertua Di Indonesia

Related Post

Kerajaan_Kutai.jpg

Kerajaan Kutai - Kerajaan Hindu Pertama Di Indonesia

Sahabat Loph Indonesia , Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M. Kerajaan ini terletak di
Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat
kota Tenggarong), tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama
tempat ditemukannya prasasti yang
menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak
ada prasasti yang secara jelas menyebutkan
nama kerajaan ini. Karena memang sangat
sedikit informasi yang dapat diperoleh akibat
kurangnya sumber sejarah.

Keberadaan kerajaan tersebut diketahui
berdasarkan sumber berita yang ditemukan
yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa /
tiang batu berjumlah 7 buah. Yupa yang
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
sansekerta tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan, antara lain
politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Adapun isi
prasati tersebut menyatakan bahwa raja
pertama Kerajaan Kutai bernama
Kudungga. Ia mempunyai seorang putra
bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah
meninggal, Asawarman digantikan oleh
Mulawarman. Penggunaan nama
Asawarman dan nama-nama raja pada
generasi berikutnya menunjukkan telah
masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam Kerajaan Kutai dan hal tersebut
membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah
orang Indonesia asli yang telah memeluk
agama Hindu.

SISTEM POLITIK
KERAJAAN KUTAI

Dalam kehidupan politik seperti yang
dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar
Kutai adalah Mulawarman, putra
Aswawarman dan Aswawarman adalah
putra Kudungga. Dalam yupa juga
dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan
dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri
keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman
sudah menganut agama Hindu dan dipandang
sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam
agama Hindu.

Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama
Indonesia asli dan masih sebagai kepala suku,
yang menurunkan raja-raja Kutai. Dalam
kehidupan sosial terjalin hubungan yang
harmonis/erat antara Raja Mulawarman
dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa, bahwa raja
Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor
sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah
yang suci bernama Waprakeswara. Istilah
Waprakeswara–tempat suci untuk memuja
Dewa Siwa di pulau Jawa disebut Baprakewara

Raja - Raja di Kerajaan Kutai

Raja Kudungga

Raja Kudungga adalah raja pertama yang
berkuasa di Kerajaan Kutai. Tetapi,
apabila dilihat dari nama raja yang masih
menggunakan nama Indonesia, para ahli
berpendapat bahwa pada masa pemerintahan
Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja
Kudungga pada awalnya adalah kepala suku.

Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia
mengubah struktur pemerintahannya
menjadikerajaan dan mengangkat dirinya
menjadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun-temurun.

Aswawarman

Aswawarman mungkin adalah raja pertama
Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia
juga diketahui sebagai pendiri dinasti
Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar
Wangsakerta, yang artinya pembentuk
keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah
Mulawarman. Putra Aswawarman adalah
Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa
pada masa pemerintahan Mulawarman,
Kerajaan Kutai mengalami masa
keemasan.

Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak
lagi oleh dunia luar karena kurangnya
komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat
sedikit yang mendengar namanya.

Mulawarman

Mulawarman adalah anak Aswawarman
dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman
dan Aswawarman sangat kental dengan
pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari
cara penulisannya. Sementara itu
Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang
ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga
belum menganut agama Hindu. Mulawarman
adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai.
Di bawah pemerintahannya, Kerajaan
Kutai mengalami masa yang gemilang. Rakyat hidup tenteram dan sejahtera.

Hanya ketiga raja tersebut yang tertulis
dalam prasasti Yupa. Sementara itu raja-
raja lain setelah Mulawarman belum
diketahui secara pasti karena keterbatasan
sumber sejarah.

Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kutai

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai
merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti
yang ditemukan oleh para ahli. Diantara
terjemahan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Masyarakat di Kerajaan Kutai
    tertata, tertib dan teratur.
  2. Masyarakat di Kerajaan Kutai
    memiliki kemampuan beradaptasi
    dengan budaya luar (India), mengikuti
    pola perubahan zaman dengan tetap
    memelihara dan melestarikan
    budayanya sendiri.

Kehidupan ekonomi di Kutai, tidak diketahui
secara pasti, kecuali disebutkan dalam salah
satu prasasti bahwa Raja Mulawarman
telah mengadakan upacara korban emas dan
tidak menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor
sapi untuk golongan Brahmana. Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi
tersebut diperoleh. Apabila emas dan sapi
tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa
disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah
melakukan kegiatan dagang. Jika dilihat dari
letak geografis, Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan
India. Kerajaan Kutai menjadi tempat
yang menarik untuk disinggahi para pedagang.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan
perdagangan telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

Sementara itu dalam kehidupan budaya dapat
dikatakan kerajaan Kutai sudah maju. Hal
ini dibuktikan melalui upacara penghinduan
(pemberkatan memeluk agama Hindu) yang
disebut Vratyastoma. Vratyastoma
dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masih
mempertahankan ciri-ciri keIndonesiaannya,
sedangkan yang memimpin upacara tersebut,
menurut para ahli, dipastikan adalah para
pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada
masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh
kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.
Adanya kaum Brahmana asli orang
Indonesia membuktikan bahwa kemampuan
intelektualnya tinggi, terutama penguasaan
terhadap bahasa Sansekerta yang pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat India
sehari-hari, melainkan lebih merupakan
bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah
keagamaan.

peta%2Bkerajaan%2Bkutai.jpg
Peta Kerajaan Kutai

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja
Kutai yang bernama Maharaja Dharma
Setia tewas dalam peperangan di tangan
Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji
Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu
diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan
Kutai Kartanegara yang ibukotanya
pertama kali berada di Kutai Lama
(Tanjung Kute). Kutai Kartanegara
inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam
sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi
kerajaan Islam yang disebut Kesultanan
Kutai Kartanegara.

Keterangan : tag : Kerajaan kutai , kerajaan hindu pertama di indonesia
Edit by ;Loph Indonesia
Refrensi : Pendidikan Sejarah
Artikel : Kerajaan Kutai - Kerajaan Hindu Pertama Di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar